
FB: Teuku Wisnu
Penampilan baru Teuku Wisnu
AKHIR-AKHIR ini
masyarakat ramai membicarakan seorang artis tampan ternama tanah air,
Teuku Wisnu, bukan karena dia menyiarkan secara live persalinan atau
pernikahanya di sebuah TV swasta, namun karena ia sedang hangat
diberitakan tentang perubahan penampilan dan sikap pribadinya yang lebih
islami.
Di media sosial telah banyak orang
men-shared tentang kabar dirinya yang kini lebih memilih memelihara
jenggot dan bercelana ngatung. Perubahan ini mulai terlihat setelah pria
yang lahir di Aceh 4 Maret tahun 1985 ini menikahi Shireen Sungkar,
perubahan itu semakin kentara setelah Shireen mengandung buah hati
mereka.
Sejenak kita merenungi apa yang tengah
dialami Teuku Wisnu, tentu kita sama tahu tentang Teuku Wisnu ini, artis
tampan Ibukota yang terkenal lewat sinetron “Cinta Fitri” yang tayang
disebuah stasiun televisi swasta, sebuah sinetron dengan episode
terpanjang di Indonesia. Sinetron tersebut diperankan dengan lawan
mainya yaitu Shireen Sungkar yang kini telah menjadi istrinya.
Berita macam ini tentu tak akan heboh
sehingga media tak ingin tertinggal apabila yang mengalaminya adalah
tetangga kita yang bernama Parjo misal. Dan kita tak akan heran jika
para ustadz artis yang sering nongol di TV memelihara jenggot dan
bercelana tidak Isbal karena memang sudah sepatutnya. Tetapi ini menimpa
seorang artis ternama yang notabene aktor tampan yang digandrungi dari
ibu-ibu komplek sampai ibu-ibu di pedesaan.
Amat jarang terjadi seorang artis yang
memilih untuk merubah penampilanya agar lebih terlihat Islami, merubah
sikapnya agar lebih menjauhi kontroversi demi mendongkrak popularitasnya
yang sering dilakukan para artis yang mulai kehilangan job tayang di
TV. [baca: Berjenggot, Teuku Wisnu Dapat Banyak Pujian]
Hal senada telah lebih dulu dijalani
seorang artis yang lebih dulu memilih jalan Islam, sebut saja Sakti yang
dulu adalah seorang penggebuk drum Sheila On 7, karena pilihanya untuk
mendalami Islam dan berhenti dari dunia musik, dia tidak lagi menjadi
perbincangan dan kehilangan namanya di dunia hiburan tanah air. Sakti
bergabung dengan gerakan yang dikenal dengan nama Jama’ah Tabligh (JT).
Fenomena artis yang memilih untuk lebih
dekat Islam adalah kemenangan tersendiri bagi para aktivis dakwah, di
saat aktivis dakwah amat jenuh melihat degradasi moral anak bangsa,
maraknya kristenisasi dan aliran sesat macam Syiah dan JIL yang semakin
kentara perlawananya terhadap dien (agama, red) ini.
Melihat bahwa artis ada yang memilih jalan
Islam tentu menjadi penyemangat bagi aktivis, di tengah-tengah
kerusakan akhlak ternyata masih ada artis yang merubah penampilanya
lebih islami, berfikir bahwa artis saja paham akan jalan ini, kenapa
kita justru menyerah?
Maka semangat yang sempat luntur kini mulai bangkit dan lebih segar lagi.
Hal berani itu telah dilakukan seorang
Teuku Wisnu, hal macam itu tentu akan mempengaruhi karirnya di dunia
perfilman tanah air. Nama besarnya akan meredup atau diredupkan karena
para pelaku dunia hiburan akan enggan menawarkan job kepada artis yang
macam itu. Sebab yang sering terjadi adalah seorang artis akan
kehilangan job jika dia berpenampilan islami, karena tidak ‘menjual’ dan
industri hiburan tentu melihat hal macam itu tidak disukai pasar.
Tidak usahlah jauh-jauh, kita ambil contoh
di sekitar kita, para pemuda-pemudi itu kalau mereka melihat ada orang
yang berpenampilan macam Teuku Wisnu, berjenggot dan bercelana nggantung
saja mereka mentertawakan atau memandang sinis.

Teuku WIsnu (no 3 dari kanan) bersama komunitas pengajiannya di Jakarta
Jiwa ‘keislaman’ Teuku Wisnu sebenarnya
memang sudah tertanam dalam dirinya, sejak awal kemunculanya di layar
kaca, tak pernah terdengar dia diberitakan dengan kabar yang miring.
Latar belakangnya yang berasal dari Aceh
mungkin menjadi satu dari sekian banyak alasan. Orang Aceh memang
terkenal dengan kuatnya jiwa Islam mereka, penduduk yang sejak dari
zaman kerajaan Islam Nusantara. Di sana pula berdirinya kerajaan Islam
pertama Nusantara yaitu Kesultanan Samudera Pasai, lebih lanjut lagi
perjuangan para mujahid dan mujahidah Cut Nyak Dien dari penjajahan para
kape-kape Belanda seolah mengakar kuat tentang masyarakat Aceh yang
berpegang kuat dengan Islam.
Fenomena perubahan Teuku Wisnu mendapat
respon positif dari masyarakat, banyak yang memujinya terutama dari para
fans. Hal ini memberi isarat bahwa hidayah itu bisa menyentuh siapa
saja yang dikehendaki-Nya.
Sebagaimana firman Allah:
Sebagaimana firman Allah:
“Barangsiapa yang Allah kehendaki
untuk mendapat petnjuk, Dia melapangkan dadanya untuk Islam. Dan
barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah
menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki
langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak
beriman.” (QS. Al An’am 6: 125)
Sementara orang yang tidak mendapatkan
hidayah-Nya, akan merasa malas dalam beramal saleh dan tidak merasa
bersalah kalau berbuat maksiat.
Fenomena ini diharapkan bisa menjadi
pemacu dan daya tarik untuk para pemuda bangsa agar bisa mengambil ibrah
dari fenomean Teuku Wisnu dengan cara hidup mengikuti sunnah Nabi
Shallallahu ‘alaihi Wassallam.
Kita patut bersyukur dengan hal ini, di
saat para artis berjingkrak-jingkrak di atas panggung dengan ditemani
wanita, alkohol, minuman keras (Miras) dan obat terlarang, Teuku Wisnu
justru sedang sibuk memperbaiki diri dengan amalnya.
Di tengah gencarnya media memberitakan
perubahan baik Teuku Wisnu, apakah nama nya akan “diredupkan” oleh dunia
hiburan dan akan hilang layaknya Sakti Sheila On 7? Ataukah justru
menjadi bahan pemberitaan yang menarik di televisi?
Mari kita tunggu perjalannya ke depan.
Yang harus kita lakukan adalah mendoakan semoga akan lebih banyak lagi
artis seperinya di tanah air menjadi lebih baik. Kepada Teuku Wisnu kita
doakan agar tetap istiqomah menjadikan Islam dan sunnah sebagai
pegangan hidup, amin.*
Penulis adalah Mahasiswa Sistem Informasi 2012 di STT Terpadu Nurul Fikri dan penggiat DISC Masjid UI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar