
Sikap
putra Muhammadiyah Klaten yang tergabung dalam aliansi anti Syiah, di
sambut antusias oleh Warga Muhammadiyah. Kebangkitan anak anak Muda
Muhammadiyah dalam lingkungan Akademi Akuntan Muhammadiyah Klaten ,
merupakan sebuah aksi solidaritas sunni dalam rangka membendung arus
pemikiran Syiah di Klaten.
Sumber berita Klaten mengabarkan, bahwa gerakan anti syiah yang digelarnya dengan memasang spanduk “Syiah Bukan Islam”,
untuk menumbuhkan kesadaran umat Islam tentang sikap beragama, agar
tidak terpengaruh ajakan ajakan “ahlul bait “model Syiah, yang
menggunakan baju kebesaran keturunan Nabi untuk menghancurkan Islam.
Disisi lain tujuan pemasangan Spanduk “ Syiah Bukan Islam”
bagian dari informasi dan pesan kepada Umat untuk mawas diri. Tidak
tertipu dengan bujuk rayu Syiah dengan segala akal liciknya yang
dituangkan kepada Umat dengan target umat Islam bisa mengikuti jejak
Syiah murtad dari Islam dan bersama memusnahkan ras sunni di Indonesia.
Tujuan terselubung agama Syiah yang dikenal dengan “Taqiyah” telah mengindikasikan mulai berkembang di masyarakat Islam, tak terkecuali dalam sebagian umat Islam yang berada dalam “naungan Aswaja”, bersama menebarkan fitnah “Wahabi sesat”.
Pengaruh Syiah bisa dikatakan berhasil menyeret sejumlah petinggi
Aswaja Indonesia mengikuti jejak Syiah mengutuk dan menyesatkan “Wahabi”.
Karena tak ada kelompok yang paling dibenci Syiah, selain kelompok
Wahabi. Dalam menghadapi wahabi Syiah mengerahkan kekuatan intelektual
dan senjata, kalau tidak mampu dengan kemapuan intelektual, maka
penculikan, pembantaian dan peluru berterbangan
Itulah sebabnya AAM [ Akademi akuntan Muhammadiyah] menggelar dakwah spanduk bertuliskan “ Syiah Bukan Islam”. Merupakan sebuah karya anak anak Muhammadiyah yang peduli dengan nasib “Islam”. Pemasangan spanduk “Syiah Bukan Islam”
menjadi sebuah pilihan untuk menutup akses Syiah di klaten, terlebih
dengan keberadaan Syiah di Indonesia semakin membengkak jumlahnya.
Spanduk
anti Syi’ah tersebut dipasang di masjid Al Ikhlas Klaten Kota, masjid
Al Huda Kerun Belangwetan Klaten Utara, masjid Al Ikhlas depan RSI
Klaten, kampus AAM Muhammadiyah Jl. Andalas Klaten, jalan raya kecamatan
Jatinom, lapangan sepak bola kecamatan Pedan, masjid An Nur Sangkal
Putung, kecamatan Ceper dan sejumlah tempat lainnya sebagai upaya
membentengi akidah umat Islam. Pemasangan spanduk itu sendiri didukung
berbagai macam elemen Islam seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Forum
Penanggulangan Bahaya Syi’ah (FPBS), Forum Al Ishlah (FAI), Asosiasi
Korban Kesesatan Ajaran Syi’ah (AKKAS), Forum Masjid Ahlu Sunnah
(FORMAS), Infaq Dakwah Center (IDC), KOKAM Muhammadiyah Klaten, Forum
Pecinta Sunnah & Sahabat Nabi (FPS2N), Forum Komunikasi Takmir &
Remaja Masjid (FKTRM) Belangwetan Klaten dan Jama’ah Anshorut Tauhid
(JAT) Klaten.
Sikap
AAM ini salah contoh sikap pro aktif dan dinamis menanggapi
perkembangan Syiah, yang perlu dicontoh daerah daerah lainnya. Perlu di
bangun kesadaran umat dalam semua wilayah Indonesia, sebelum Syiah
merampas hak “sunni” seperti yang terjadi di Iran, irak, Suriah dan
Yaman. Aliansi Anti Syiah Klaten adalah contoh umat yang menyambut bola
Syiah dengan sebuah sikap tegas.
Menurut
laporan dari pemasangan spanduk “Syiah Bukan Islam” mengundang reaksi
dan antusias masyarakat Sunni klaten, sehingga serba ingin tahu dan
berbondong bondong mendatang “Baliho”
tersebut. Namun menurut sumber resmi spanduk itu pernah di curi dari
kampus AAM, dan hilang raib tak jelas jejaknya, namun makin membuat
Aliansi Anti Syiah Klaten bersemangat untuk memperbanyak “Baliho bertuliskan Syiah Bukan Islam”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar