Berhati-hati dan telitilah dengan semua
jenis muamalah yang kita jalani. Entah terkait hutang piutang, pinjaman,
pemberian, titipan, jual beli, atau yang lainnya. Sebab, sekecil apa
pun, akan ada perhitungannya, semuanya akan dimintai pertanggung
jawaban.
Maka ketika ada salah satu pihak yang
dizhalimi haknya, akan ada perhitungannya. Pun jika yang dizhalimi tidak
mengetahuinya, semua ada perhitungannya dalam catatan amal baik dan
buruk manusia.
Di antara yang paling rawan dan besar
akibatnya, adalah tentang pengkhianatan. Baik menyalahi janji,
menzhalimi, mengurangi hak, melupakan akad, atau pun sejenisnya. Jika
pengkhianatan ini terkait hak pengurusan tanah-terutama masalah batas
kepemilikan-, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menyebut
perbuatan ini sebagai pengkhianatan yang paling besar di sisi Allah
Ta’ala.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Malik
al-Asyja’i, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Pengkhianatan
yang paling besar di sisi Allah Ta’ala adalah pengkhianatan terhadap
sehasta tanah.”
Disebutkan dalam lanjutan hadits yang
dikutip oleh Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya ini, ada dua orang yang
tanahnya atau rumahnya saling berdekatan/berbatasan. Lalu, salah satu di
antara mereka melakukan makar atau mengakui sehasta tanah milik yang
lainnya sebagai miliknya.
Banyak sebabnya mengapa seseorang
melakukan hal ini. Apalagi di waktu mendekati akhir zaman seperti
sekarang ini. Begitu banyak kasus terkait pengkhianatan kepemilikan
tanah ini, bahkan di antaranya berujung pada tindakan saling bunuh.
Di antara mereka ada yang sengaja
melakukan sebab gila harta, sedangkan yang lainnya melakukan ini
lantaran meremehkan bahwa hal ini hanya terkait urusan tanah semata, dan
tak ada kaitannya dengan akhirat dan Hari Pembalasan.
Padahal, jika merujuk pada hadits ini,
selain perbuatan keji ini digolongkan sebagai jenis pengkhianatan yang
paling besar, Allah Ta’ala juga telah menyediakan balasan baginya berupa
kalung, “Maka (kepadanya) akan dikalungkan tujuh lapis bumi pada Hari
Kiamat.”
Duhai, adakah kita bisa membayangkannya?
Kalung tanah dari tujuh lapis bumi? Bahkan satu lapis bumi saja sudah
sedemikian berat dan besar, bagaimana jika kalung ini terdiri dari tujuh
lapis bumi? Semoga Allah Ta’ala melindungi kita dari sifat khianat nan
terlaknat ini. Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar