ucapan

TERIMA KASIH KUNJUNGAN DAN KOMENTARNYA SEMOGA BERMANFAAT

Jumat, 24 April 2015

Doa Anak Hafal Qur’an Bangunkan Ayah yang Telah 15 Tahun Koma


Siswi shalat - deseretnewsdotcom

Ketika Asmaa bertanya ke mana ayahnya, aku selalu merahasiakannya. Aku hanya menjawab ayahnya suatu saat nanti akan kembali. Tapi, kini Asmaa sudah berusia 15 tahun. Ia juga sudah hafal Al Qur’an dan terlihat lebih dewasa dari usianya. Maka kuceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
Pada 9 Ramadhan tahun 1395 H, mobil Abu Salmaa terbalik saat pulang dari tempat kerja di Timur Saudi menuju Riyadh. Kecelakaan itu begitu hebat hingga membuatnya langsung koma. Ia segera dilarikan ke rumah sakit. Tim dokter spesialis yang menanganinya mengatakan, suamiku mengalami kelumpuhan otak. 95 persen otaknya telah mati.
Aku terus menungguinya. Bulan demi bulan. Tahun demi tahun. Ujian kesetiaan datang, ketika lima tahun berlalu dan suamiku belum juga sadarkan diri. Sebagian orang menyarankan aku menikah lagi dengan didukung oleh rekomendasi seorang Syaikh. “Tidak,” jawabku saat itu. “Selama suamiku belum dikubur, aku akan tetap menjadi istrinya.”
Aku pun kemudian berkonsentrasi untuk mentarbiyah Asmaa, di samping bergantian dengan keluarga menunggui suami di rumah sakit. Aku kemudian memasukkan Asmaa ke sekolah tahfidz hingga jadilah ia hafal Qur’an.
Sejak tahu ayahnya koma di rumah sakit, Asmaa selalu membersamaiku ke sana. Ia mendoakan dan meruqyah ayahnya, ia juga bersedekah untuk ayahnya.
Hingga suatu hari pada tahun 1410, Asmaa meminta ijin menginap di rumah sakit. “Aku ingin menunggui ayah malam ini” pintanya dengan nada mengiba. Aku tak bisa mencegah.
Malam itu, Asmaa duduk di samping ayahnya. Ia membaca surat Al Baqarah di sana. Dan begitu selesai ayat terakhirnya, rasa kantuk menyergapnya. Ia tertidur di dekat ayahnya yang masih koma. Tak berapa lama kemudian, Asmaa terbangun. Ada ketenangan dalam tidur singkatnya itu. lalu, ia pun berwudhu dan menunaikan shalat malam.
Selesai shalat beberapa raka’at, rasa kantuk kembali menyergap Asmaa. Tetapi, kantuk itu segera hilang ketika Asmaa merasa ada suara yang memanggilnya, antara tidur dan terjaga. “Bangunlah… bagaimana mungkin engkau tidur sementara waktu ini adalah waktu mustajab untuk berdoa? Allah tidak akan menolak doa hamba di waktu ini”
Asmaa pun kemudian mengangkat tangannya dan berdoa. “Yaa Rabbi, Yaa Hayyu…Yaa ‘Adziim… Yaa Jabbaar… Yaa Kabiir… Yaa Mut’aal… Yaa Rahmaan… Yaa Rahiim… ini adalah ayahku, seorang hamba dari hamba-hambaMu, ia telah ditimpa penderitaan dan kami telah bersabar, kami Memuji Engkau…, kemi beriman dengan keputusan dan ketetapanMu baginya…
Ya Allah…, sesungguhnya ia berada di bawah kehendakMu dan kasih sayangMu.., Wahai Engkau yang telah menyembuhkan nabi Ayyub dari penderitaannya, dan telah mengembalikan nabi Musa kepada ibunya… Yang telah menyelamatkan Nabi Yuunus dari perut ikan paus, Engkau Yang telah menjadikan api menjadi dingin dan keselamatan bagi Nabi Ibrahim… sembuhkanlah ayahku dari penderitaannya…
Ya Allah… sesungguhnya mereka telah menyangka bahwasanya ia tidak mungkin lagi sembuh… Ya Allah milikMu-lah kekuasaan dan keagungan, sayangilah ayahku, angkatlah penderitaannya…”
Sebelum Subuh, rasa kantuk datang lagi. Dan Asmaa pun tertidur.
“Siapa engkau, mengapa kau ada di sini?” suara itu membangunkan Asmaa. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Mencari sumber suara. Tak ada orang. Betapa bahagia dirinya, ternyata suara itu adalah suara ayahnya. Ia sadar dari koma panjangnya. Begitu bahagianya Asmaa, ia pun memeluk ayahnya yang masih terbaring. Sang ayah kaget.
“Takutlah kepada Allah. Engkau tidak halal bagiku” kata sang ayah.
“Aku ini putrimu ayah. Aku Asmaa” tak menghiraukan keheranan sang ayah, Asmaa segera menghubungi dokter dan mengatakan apa yang terjadi.
Para dokter yang piket pada pagi itu hanya bisa mengucapkan “masya Allah”. Mereka hampir tak percaya dengan peristiwa menakjubkan ini. Bagaimana mungkin otak yang telah mati kini kembali? Ini benar-benar kekuasaan Allah.
Sementara Abu Asmaa, ia juga heran mengapa dirinya berada di situ. Ketika Asmaa dan ibunya menceritakan bahwa ia telah koma selama tujuh tahun, ia hanya bertasbih dan memuji Allah. “Sungguh Allah Maha Baik. Dialah yang menjaga hamba-hambaNya” simpulnya.
Demikianlah, aku sangat berbahagia dengan keajaiban dari Allah ini. Aku hanya bisa bersyukur kepada Allah yang telah mengokohkan kesetiaanku dan membimbingku untuk mentarbiyah putriku. [Kisahikmah.com, kisah lebih lengkap bisa dibaca >>>> Disini




Orang yang Berkalung Tujuh Lapis Bumi di Hari Kiamat

ilustrasi @kalungmanik
Berhati-hati dan telitilah dengan semua jenis muamalah yang kita jalani. Entah terkait hutang piutang, pinjaman, pemberian, titipan, jual beli, atau yang lainnya. Sebab, sekecil apa pun, akan ada perhitungannya, semuanya akan dimintai pertanggung jawaban.
Maka ketika ada salah satu pihak yang dizhalimi haknya, akan ada perhitungannya. Pun jika yang dizhalimi tidak mengetahuinya, semua ada perhitungannya dalam catatan amal baik dan buruk manusia.
Di antara yang paling rawan dan besar akibatnya, adalah tentang pengkhianatan. Baik menyalahi janji, menzhalimi, mengurangi hak, melupakan akad, atau pun sejenisnya. Jika pengkhianatan ini terkait hak pengurusan tanah-terutama masalah batas kepemilikan-, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menyebut perbuatan ini sebagai pengkhianatan yang paling besar di sisi Allah Ta’ala.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Malik al-Asyja’i, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Pengkhianatan yang paling besar di sisi Allah Ta’ala adalah pengkhianatan terhadap sehasta tanah.”
Disebutkan dalam lanjutan hadits yang dikutip oleh Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya ini, ada dua orang yang tanahnya atau rumahnya saling berdekatan/berbatasan. Lalu, salah satu di antara mereka melakukan makar atau mengakui sehasta tanah milik yang lainnya sebagai miliknya.
Banyak sebabnya mengapa seseorang melakukan hal ini. Apalagi di waktu mendekati akhir zaman seperti sekarang ini. Begitu banyak kasus terkait pengkhianatan kepemilikan tanah ini, bahkan di antaranya berujung pada tindakan saling bunuh.
Di antara mereka ada yang sengaja melakukan sebab gila harta, sedangkan yang lainnya melakukan ini lantaran meremehkan bahwa hal ini hanya terkait urusan tanah semata, dan tak ada kaitannya dengan akhirat dan Hari Pembalasan.
Padahal, jika merujuk pada hadits ini, selain perbuatan keji ini digolongkan sebagai jenis pengkhianatan yang paling besar, Allah Ta’ala juga telah menyediakan balasan baginya berupa kalung, “Maka (kepadanya) akan dikalungkan tujuh lapis bumi pada Hari Kiamat.”
Duhai, adakah kita bisa membayangkannya? Kalung tanah dari tujuh lapis bumi? Bahkan satu lapis bumi saja sudah sedemikian berat dan besar, bagaimana jika kalung ini terdiri dari tujuh lapis bumi? Semoga Allah Ta’ala melindungi kita dari sifat khianat nan terlaknat ini. Aamiin

Selasa, 03 Maret 2015

Kisah Wanita Turunkan Berat Badan Sebanyak 400 Kg


Berat Badan Mayra Rosales Sebanyak 400 Kg
Seorang wanita yang mempunyai berat badan lebih dari 500 kilogram, yang dijuluki 'pembunuh setengah ton' telah memberikan keterangan palsu, di mana ia mengaku sengaja membunuh keponakannya, telah kehilangan berat badan sebanyak 400 kilogram.

Mayra Rosales, dari Texas, mengatakan jika ia telah menyerahkan hidupnya ketika ia memutuskan untuk melindungi adiknya Jamie, dan ia menyalahkan atas kematian keponakannya, Eliseo pada tahun 2008.

Wanita berumur 34 mengatakan kepada polisi, jika ia membekap anak tersebut hingga meninggal. Tetapi fakta mengatakan lain, ketika hasil otopsi mengungkapkan jika anak tersebut meninggal karena berbagai cedera di tengkoraknya.

Setelah terungkap, Jamie mengakui kejahatannya dan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara. Mayra pun bersumpah untuk kembali sehat, untuk mengurus anak saudaranya.

Rosales pun memutuskan untuk mengubah hidupnya sejak tahun 2011, dengan mengurangi beberapa puluh kilogram berat tubuhnya. Namun bukan hal yang mudah bagi Rosales untuk menurunkan berat badannya yang cukup besar, maka operasi dmenjadi salah satu jalannya.

Selain itu, kelebihan kulit juga perlu dihilangkan, saat berat badannya turun. Dia juga telah mengubah cara ia berpikir tentang makanan.


Mayra Rosales.
"Makanan bagi saya adalah untuk hidup. Sebelumnya saya berpikir hidup untuk makan, dan sekarang Anda tahu, itu hanya sesuatu yang normal," kata Rosales.

Seorang ahli bedah Dr Younan Nowzaradan mengatakan, dia bisa melihat dorongan di diri Rosales untuk membuat perubahan.

"Setelah dia berada di tempat tidur selama beberapa tahun, dia tidak punya kehidupan. Begitu dia bangun dan berjalan dan melakukan hal-hal, Anda akan kagum bagaimana orang menjadi termotivasi," kata Dr Younan.

Dia kehilangan ekitar 50 kilogram di 10 hari pertama. Rosales harus kehilangan 250 kilogram lagi, dan untuk mendapatkannya ia melakukan operasi bypass lambung.


Rosales tidak saja terlihat perubahan besar dalam penampilannya. Kesehatannya telah meningkat secara drastis.

"Aku tidak lagi diabetes, aku tidak memiliki kolesterol tinggi, aku tidak memiliki tekanan darah tinggi," katanya yang kami kutip dari dailymail.

Rosales pun sekarang aktif di Facebook dan memiliki lebih dari 18.000 fans. Rosales juga mengundang para penggemarnya yang berjuang dengan berat badan, untuk mengirimkan inbox kalau mereka ingin menerima tips kesehatan.

Rosales baru-baru ini mempublikasikan foto-fotonya sedang tersenyum dengan pacar baru.

Hukum tertawa


https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQsobzOMM7MvGk-aGHOyotKXlJRQ733Cr7Fvl_vRHVzXIwTAabrqgBOLEH kita untuk bahagia, menagis, ataupun tertawa tetapi semua itu ada batasnya. Karena hal yang berlebihan itu tidak baik.


Allah telah menciptakan tertawa, sebagaimana firmanNya:
وَأَنه ُُهوَ أَضحكَ وَأَبكى
“Dialah dzat Allah yang menciptakan tertawa dan menangis”

Memperbanyak ketawa adalah sifat tercela sebagaimana sabda Nabi:

وَالَّذِي نَفْسِي ِبيَدِهِ لَوْتَعْلَمُوْنَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيْرًا

“Demi Dzat yang diriku berada di tanganNya seandainya kalian mengetahui seperti apa yang aku ketahui, niscaya kalian pasti akan sedikit tertawa dan banyak menangis “.
Jika ia berupa senyuman maka diperbolehkan menurut kesepekatan para ulama bahkan hal itu pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliaushallallahu ‘alaihi wa sallam juga menganjurkannya sebagaimana terdapat dalam hadits Abdullah bin al Harits yang mengatakan, ”Tertawanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hanya sekedar senyum.” (HR. Tirmidzi) Dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Senyummu kepada saudaramu merupakan sedekah.” (HR. Tirmidzi).
#Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Jangan sering tertawa karena seringnya tertawa itu mematikan hati.” Tsabit al Bananiy mengatakan, ”Tertawanya seorang mukmin adalah bagian dari kelalaiannya yaitu kelalaian terhadap perkara akherat dan jika dirinya tidak lalai maka tidaklah ia tertawa.”
Terkadang tertawa menyebabkan kekufuran apabila tertawanya untuk mengejek apa-apa yang diturunkan Allah atau sunnah Rasulullah.
•Tidak diperbolehkan berbohong untuk ditertawakan oleh orang lain, hal ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah:
وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ فَيَكْذِبَ لِيَضْحَكَ بِهِ اْلقَوْمُ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ
“Celaka bagi orang yang berkata kemudian berbohong supaya orang-orang tertawa, maka celaka baginya, maka celaka baginya”.
Bercanda adalah perkataan yang dimaksudkan untuk melapangkan dada, dan tidak sampai menyakiti, bila menyakiti maka berubah menjadi mengejek.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh orang yang bersenda gurau:
• Hendaknya senda gurau dilakukan pada waktunya yang sesuai.
• Tidak tenggelam dan terlewat batas
• Tidak berbicara dengan perkataan yang buruk.
• Tidak bersenda gurau dengan memperolok-olok agama.
• Tidak bersenda gurau dengan orang-orang yang bodoh.
• Hendaknya menjaga perasaaan orang lain.
• Bersanda gurau dengan orang yang lebih tua dan alim dengan sesuatu yang pantas.
• Tidak terbuai sampai tertawa terbahak-bahak.
• Tidak memudharatkan diri sendiri
Kita ketahui bahwa banyak tertawa dapat menumpulkan hati. Dan Bahaya yang dapat menimpa setelah hati tumpul adalah hilangnya kepekaan terhadap masalah-masalah yang mendasar, hakiki.
Kita lalu lebih melihat kepentingan diri sendiri ketimbang hak orang lain yang justru menjadi kewajiban kita. Seiring dengan itu, anggapan kita yang bertalian dengan dosa dan maksiat menjadi lebih longgar.
Kita cenderung melecehkan dosa, memandang enteng dosa besar karena sudah umum dilakukan orang. Dosa kecil sudah di masukkan dalam lajur “mubah” karena sudah “membudaya”; dan pada gilirannya kita merasa lucu terhadap orang yang sibuk dengan ibadah dan soal-soal keakhiratan.
Sifat-sifat burukpun ber lomba memasuki hati, pikiran dan setiap celah dan ruang dalam batin kita. Kita jadi egois, pongah , serakah, dan pendengki. Dan ketika itulah mata batin kita buta, tidak lagi dapat menatap keindahan kehidupan rohaniyah yang indah kemilau itu.
Maka dari itu janganlah terlalu banyak tertawa agar kita terhindar dari hal-hal tersebut. Dan jangan juga tertawa hingga menimbulakan ketidaksukaan orang lain terhadap tertawa kita. Hindari tertawa yang dapat menimbulkan permusuhan atau perkelahian. Sedikit tertawa dan banyaklah Menagis.[aldi/pus-pita]